PENURUNAN
TITIK BEKU
2
Oktober 2014
Muhammad
Rusdil Fikri
11140162000033
UIN
JAKARTA
Abstrak
Dalam
percobaan ini dilakukan untuk menurunkan titik beku larutan urea pada sifat
koligatif larutan. Metode yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan
kuantitatif. Terdapat 2 macam larutan yang diuji yaitu larutan NaCl dan larutan
urea. Larutan NaCl berperan sebagai zat terlarut. Larutan NaCl dimasukkan dalam
gelas kimia yang telah diisi es batu dan didiamkan menggunakan tabung reaksi.
Pada saat terjadinya penurunan titik beku, kemudian para praktikan mencatan dan
mengamati setiap perubahan suhu yang terjadi pada larutan NaCl setiap 30 detik
hingga penurunan suhu tersebut benar-benar stabil.
Kata
Kunci : NaCl, Urea, zat terlarut,
penurunan titik beku
A.
Pendahuluan
Beberapa sifat penting larutan bergantung
pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada
jenis partikel zat terlarut, disebut sifat koligatif sebab sifat-sifat tersebut
memiliki sumber yang sama, dengan kata lain semua sifat tersebut bergantung
pada banyaknya partikel zat terlarut yang ada. (Chang, 2005: 12)
Terdapat empat sifat yang berhubungan
dengan larutan encer, atau kira-kira pada larutan yang lebih pekat, yang
tergantung pada jumlah partikel terlarut yang ada. Jadi sifat-sifat tersebut
tidak bergantung pada jenis terlarut. Keempat sifat tersebut ialah penurunan
tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotic,
yang semuanya dinamakan sifat-sifat koligatif. (Petrucci, 1985: 63)
Sifat koligatif bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dua larutan berkonsentrasi sama akan sama pula sifat
koligatifnya, walaupun zat nya berbeda. Hal ini tidak berlaku untuk senyawa
elektrolit, karena terurai menjadi ion positif dan negatif sehingga jumlah mol
partikel lebih besar daripada mol senyawa. Perbandingan sifat koligatif larutan
elektrolit dengan non elektrolit untuk konsentrasi yang sama disebut I / faktor
van’t Hoff, faktor ini dapat diukur, tetapi harganya berubah bila konsentrasi
larutan diubah, karena senyawa elektrolit tidak terion 100%. (Syukri, 2004 :
94)
Penurunan titik beku dan
peningkatan titik didih. Sejauh ini kita selalu menganggap bahwa pelarut dan
terlarutnya volatile. Tetapi jenis larutan penting lainnya adalah zat yang
terlarutnya tidak volatile, dalam larutan ini, terlarut tak volatile juga
menurunkan tekanan uap pelarut, semakin tinggi konsentrasi semakin besar
penurunan tekanan uapnya. (Petrucci, 1985: 69)
Proses penurunan titik beku melibatkan transisi
dari keadaan tidak teratur ke keadaan teratur, agar proses itu terjadi energy
harus diambil dari sistem, karena larutan lebih tidak teratur dibandingkan
pelarut, maka lebih banyak energy yang harus diambil darinya untuk menciptakan
keteraturan dibandingkan dalam kasus pelarut murni, jadi larutan memiliki titik
beku lebih rendah dibandingkan pelarut. (Chang, 2005: 15)
B.
Metodologi
Ø Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu, 2 buah gelas kimia
500 ml, 2 buah tabung reaksi, 1 buah thermometer, 1 buah stopwatch, 2 buah
pipet tetes. Bahan yang digunakan yaitu, larutan NaCl, larutan (NH2)2CO
(Urea), Es batu, dan aquadest.
Ø Cara
Kerja
Dalam percobaan kali ini hal yang pertama kali dilakukan ialah
menyiapkan seluruh alat dan bahan, lalu mengukur suhu ruangan laboratorium
menggunakan thermometer, memasukan 50 ml aquades kedalam tabung reaksi,
memasukan es batu yang telah dihancurkan sebesar tinggi larutan aquades pada
tabung reaksi, memasukan thermometer ke dalam tabung reaksi yang telah diisi
aquades lalu catat suhu larutan, siapkan stopwatch lalu masukkan thermometer kedalam
gelas kimia yang telah diisi potongan es, diwaktu yang sama nyalakan stopwatch,
lalu amati perubahan temperature suhu setiap 30 detik, dan lakukan secara
berulang hingga mendapatkan suhu yang stabil, ulangi langkah-langkah diatas
menggunakan larutan urea.
C.
Hasil dan Pembahasan
Ø Hasil
Dari percobaan ini, larutan NaCl akan mengalami suhu yang stabil yaitu
pada suhu Disebabkan terjadi pengulangan suhu yang sama
sejumlah 4 kali. Dalam waktu 23 menit suhu akan stabil.
Ø Pembahasan
Pada percobaan kali ini yang
dimaksud dengan pelarut itu air suling atau aquades, sedangkan urea dan NaCl
pada percobaan tersebut sebagai zat terlarut. Larutan NaCl digunakan agar proses
percobaan penurunan titik beku lebih cepat disbanding dengan aquades.
Larutan
mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari pelarutnya. Salah satu sifat penting
dari suatu larutan adalah penurunan titik beku. Titik beku adalah temperatur
tetap dimana suatu zat tepat mengalami perubahan wujud dari cair ke padat.
Faktor- faktor yang mempengaruhi kelarutan diantaranya tekanan, temperatur, dan
luas penampang. Semakain tinggi tekanan dan temperatur maka semakin cepat suatu
larutan untuk bereaksi,
Ketika termometer dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
usahakan agar termometer tidak menyetuh dinding tabung karena akan membuat
termometer jadi tidak stabil sehingga mempengaruhi temperatur penurunan titik
beku larutan yang di uji. Dan sebelum penghitungan suhu, termometer harus dalam
temperatur yang stabil.
Garam
dapur yang digunakan tersebut sebagai campuran es yang dimaksudkan untuk
menghambat proses pencairan es, sehingga dapat membantu kita dalam melakukan penganalisisan
terhadap titik beku larutan yang di uji tersebut. Perubahan titik beku pada
larutan dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi perubahan suhu baik dari
sisitem ataupun dari lingkuangan. Dari data hasil pengamatan yang telah
didapat, masing-masing ada tiga larutan yang di uji memiliki titik beku
konstant yang berbeda-beda.
Dalam penurunan titik beku berlaku ketentuan sebagai berikut
:
a. Suatu pelarut jika
ditambahkan zat terlarut, maka titik bekunya akan turun.
b. Titik beku larutan
elektrolit lebih rendah dibanding larutan non-elektrolit
c. ∆Tf ( penurunan titik beku) = (titik
beku pelarut murni – titik beku larutan).
Penurunan titik beku larutan NaCl
(elektrolit) lebih tinggi dibandingkan dengan larutan (NH2)2CO
(non-elektrolit). Sebab zat elektrolit terurai menjadi ion-ion sehingga jumlah
partikelnya lebih banyak dibanding zat non-elektrolit, Besarnya penurunan titik
beku sebanding dengan konsentrasi molal (m), jadi apabila konsentrasinya besar
maka harga penurunan titik bekunya besar juga. Garam
dapur yang digunakan tersebut sebagai campuran es yang dimaksudkan untuk
menghambat proses pencairan es, sehingga dapat membantu kita dalam melakukan
penganalisisan terhadap titik beku laruatan yang di uji tersebut.
D.
Kesimpulan
Dari percobaan ini, kami dapat
menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi titik beku dan penurunan
titik beku ialah jumlah konsentrasi molal dan sifat larutan (elektrolit dan
non-elektrolit). Dan garam dapur disini berfungsi sebagai stabilisator suhu es
dikarenakan garam dapur dapat menghambat proses pencairan es. penurunan titik
beku dalam penambahan zat terlarut yaitu larutan NaCl menjadikan proses titik
beku semakin rendah. Penurunan titik beku dapat diketahui dengan mencatat
perubahan suhu dalam setiap 30 detik, dan penurunan titik beku suhu larutan
NaCl akan stabil dalam suhu Selama 23 Menit.
Penurunan titik beku larutan NaCl sebagai elektrolit lebih
tinggi dibandingkan dengan larutan (NH2)2CO (urea)
sebagai non-elektrolit. Sebab zat elektrolit terurai menjadi ion-ion sehingga
jumlah partikelnya lebih banyak dibanding zat non-elektrolit
E.
Daftar Pustaka
Chang,
Raymond. 2005. Kimia Dasar edisi keempat
jilid 2. Jakarta: Erlangga
Petrucci, Ralph. H.
Suminar. 1985. Kimia Dasar prinsip dan
terapan modern edisi keempat jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Syukri,
S. 2004. Kimia Dasar 2. Bogor: Tim
penulis IPB.
F.
Lampiran
i. Langkah
Kerja
3.1 mengukur temperature suhu laboratorium
3.2 mengukur temperatur suhu aquades
3.3 masukkan es yang dihancurkan
kedalam gelas kimia 500 ml
3.4
masukan thermometer dan tabung reaksi larutan NaCl kedalam gelas kimia
yang berisi bongkahan es.
3.5 disaat yang bersamaan, lalu catat
dan amati perubahan suhu setiap 30 detik hingga mendapatkan suhu stabil,
lakukan hal yang sama terhadap larutan (NH2)2 CO, dan
aquades.
ii. Data
Perhitungan atau Percobaan
Ø Massa
garam dapur yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaCl.
M = n x 1000
Vp
0.05 M = gram NaCl x 1000
Masa molar NaCl Vp
0.05 M=
gram NaCl x 1000
58,45 15 ml
0.05 M= 1000 gram NaCl
876,85
43,8375 = 1000 x gram NaCl
Gram NaCl = 43,8375
1000
= 0.0438
= 0.044 gr
Ø Mencari
Molalitas larutan (NH2)2 OH / urea
Molalitas urea = (molalitas larutan urea )
(denfitas urea-
molaritas urea x massa M)
1000
= 0.05 m .
(2.16x 103
kg/m3 – 0.05 x 58.5 )
1000
= 0.05
. x 0.003
2.16x 103
= 0.07 m
iii. Grafik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar