STOIKIOMETRI
31
Oktober 2014
MUHAMMAD
RUSDIL FIKRI
11140162000033
UIN
JAKARTA
Abstrak
Dalam
percobaan praktikum ini dilakukan untuk menentukan koefisien reaksi berdasarkan
pada pembentukan endapan. Pada stoikiometri ini mempelajari kuantitas dari
reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Terdapat dua macam larutan yang diuji
yakni CuSO4 0,1M dan NaOH 0,1M. terdapat lima sampel percobaan yang
masing-masing berjumlah 6 ml dari reagen campuran, dengan jumlah volume yang
berbeda dari setiap larutan. Yakni pada sampel pertama dicampur 5ml CuSO4
dan 1 ml NaOH, sampel kedua 4 ml CuSO4 dan 2 ml NaOH, sampel ketiga
3 ml CuSO4 dan NaOH, sampel keempat 2 ml CuSO4 dan 4 ml
NaOH, sampel kelima 1 ml CuSO4 dan 5 ml NaOH, setelah larutan
dicampur lalu didiamkan beberapa menit, lalu akan terjadi pengendapan didasar
tabung reaksi, setelah mengendap dengan sempurna, lalu amati ketinggian endapan
menggunakan satuan mm. kemudian setelah ketinggian endapan didapat, dilanjutkan
dengan membuat kurva perbandingan antara tinggi endapat dengan volume larutan
CuSO4 dan NaOH.
Kata
Kunci : Koefisien, reaktan, produk,
reagen campuran.
A. Pendahuluan
Stoikiometri ialah
ilmu yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia.
Meskipun satuan yang digunakan untuk reaktan (produk) adalah mol, gram, liter
(gas), atau satuan lainnya, kita menggunakan satuan mol untuk menghitung jumlah
produk yang terbentuk dalam reaksi kimia. Sebagai contoh pembakaran karbon
monoksida diudara menghasilkan karbon dioksida :
2 CO + O2 2CO2
Untuk perhitungan stoikiometri, kit
abaca persamaan diatas sebagai “2 mol gas karbon monoksida bergabung dengan 1
mol gas oksigen membentuk 2 mol gas karbon dioksida” (Chang, 2005: 74)
Menentukan efisiensi
suatu reaksi, dapat menggunakan persen hasil yang dijabarkan sebagai perbandingan
hasil sebenarnya terhadap hasil teoritis sebagai berikut :
%hasil = hasil
sebenarnya x 100%
hasil teoritis
Persen
hasil dapat berada antara 1 persen sampai 100 persen, dan faktor yang dapat
mempengaruhi persen hasil adalah suhu dan tekanan. (Chang, 2005: 80)
“dalam suatu persamaan reaksi, jumlah
bilangan sebelah kiri dan kanan harus sama, suatu reaksi belum dapat dikatakan
persamaan sebelum diberikan koefisien reaksi untuk mendapatkan keadaan
setimbang, dan diberi istilah persamaan kimia, menyatakan bahwa persamaan itu
telah disetimbangkan penting diketahui bahwa untuk menyatakan bahwa suatu
reaksi belum diberikan koefisien reaksi sering disebut : persamaan belum
disetimbangkan, dan sebaliknya : persamaan kimia sudah disetimbangkan” (Petrucci,
1987: 93)
Dengan koefisien reaksi, kita dapat
menentukan : manakah pereaksi pembatas, berapa hasil yang dapat yang dihasilkan
dari suatu reaksi, berapa banyak bahan baku harus disediakan untuk memperoleh
hasil. Ada empat cara yang dikemukakan, keempat nya bertumpu pada dua dasar
utama yakni hokum kekebalan massa dan teori atom Dalton. Menurut hokum
kekekalan massa, bobot zat yang bereaksi selalu sama dengan jumlah berat hasil
reaksi. Teori atom Dalton menjelaskan kenyataan itu dengan menyatakan bahwa
dalam reaksi, susunan atau gabungan atom didalam pereaksi diuraikan lalu
disusun kembali menjadi hasil reaksi. (Staf pengajar FMIPA IPB, V-IX – V-X)
B.
Metodologi
Ø
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
pada percobaan praktikum kali ini yaitu, 2 buah gelas beker 250 ml, 5 buah
tabung reaksi, 1 buah rak tabung reaksi, 2 buah pipet tetes. Bahan yang
digunakan yaitu 15 ml NaOH 0,1 M dan 15 ml CuSO4 0,1 M.
Ø Cara
Kerja
Dalam percobaan ini, hal yang pertama
dilakukan yaitu menyiapkan semua alat dan bahan, menuangkan larutan CuSO4
ke tabung reaksi sebanyak 5 ml, kemudian dicampur dengan larutan NaOH sebanyak
1 ml sambil menunggu terbentuk endapan, lakukan hal yang sama dengan volume
larutan yang berbeda yaitu 4 ml CuSO4
dan 2 ml NaOH, 3 ml CuSO4 dan 3 ml NaOH, 2 ml CuSO4 dan 4
ml NaOH, 1 ml CuSO4 dan 5 ml NaOH. Setelah semua larutan dicampur
dalam tabung reaksi, lalu amati perubahan yang terjadi.
C. Hasil
dan Pembahasan
Ø Hasil
Pada percobaan kali ini sampel pertama
yang berisi 5 ml CuSO4 dan 1 ml NaOH mendapatkan tinggi endapan
sebanyak 20 mm, sampel kedua yang berisi 4 ml CuSO4 dan 2 ml NaOH
mendapatkan tinggi endapan sebanyak 33 mm, sampel ketiga yang berisi 3 ml CuSO4
dan 3 ml NaOH mendapatkan tinggi endapan sebanyak 38 mm, sampel keempat yang
berisi 2 ml CuSO4 dan 4 ml NaOH mendapatkan tinggi endapan sebanyak
31 mm, dan sampel kelima yang berisi 1 ml CuSO4 dan 5 ml NaOH
mendapatkan tinggi endapan sebanyak 12 mm. tinggi endapan yang maksimum didapat
saat volume larutan CuSO4 dan NaOH sama besar.
Ø Pembahasan
Sampel pertama 5 ml CuSO4
0,1 M + 1 ml NaOH 0,1 M menghasilkan perubahan warna menjadi biru terang dan terjadi endapan.
Penyebab :
warna awal CuSO4
adalah biru, maka yang terjadi pengendapan ialah (Cu) nya dikarenakan Qc <
Ksp maka larutan belum jenuh walau terjadi endapan.
Sampel kedua 4 ml CuSO4
0,1M + 2 ml NaOH 0,1M menghasilkan perubahan warna menjadi biru terang dan
terjadi endapan
Penyebab :
warna awal CuSO4
adalah biru, maka yang terjadi pengendapan ialah (Cu) nya dikarenakan Qc <
Ksp maka larutan mulai jenuh walau terjadi endapan, karena tinggi endapan sudah
lebih tinggi dari larutan yang belum jenuh.
Sampel ketiga 3 ml CuSO4
0,1 M + 3 ml NaOH 0,1 M menghasilkan perubahan warna menjadi biru
terang namun memudar dan terjadi
endapan.
Penyebab :
warna awal CuSO4
adalah biru, maka yang terjadi pengendapan ialah (Cu) nya, Qc = Ksp maka
larutan tepat jenuh dan terjadi endapan, karena pada sampel ini terjadi tinggi
endapan yang lebih tinggi dari keempat sampel lainnya.
Sampel keempat 2 ml
CuSO4 0,1 M + 4 ml NaOH 0,1 M menghasilkan
perubahan warna menjadi biru memudar dan
terjadi endapan.
Penyebab :
warna awal CuSO4
adalah biru, maka yang terjadi pengendapan ialah (Cu) nya dan yang larut (SO4),
Qc > Ksp maka larutan lewat jenuh dan terjadi endapan, warna biru memudar
disebabkan larutan lewat jenuh karena konsentrasi NaOH lebih besar dari
kelarutan CuSO4.
Sampel kelima 1 ml
CuSO4 0,1 M + 5 ml NaOH 0,1 M menghasilkan
perubahan warna menjadi biru memudar dan
terjadi endapan sempurna.
Penyebab :
warna awal CuSO4
adalah biru, maka yang terjadi pengendapan ialah (Cu) nya dan yang larut (SO4),
Qc > Ksp maka larutan lewat jenuh dan terjadi endapan yang lebih kental,
warna biru memudar disebabkan larutan lewat jenuh karena konsentrasi NaOH lebih
besar dari kelarutan CuSO4.
D.
Kesimpulan
Dari percobaan
praktikum stoikiometri ini, dapat disimpulkan yaitu :
1.
Apabila 2 zat yang berbeda dicampur
maka akan terjadi perubahan suhu, warna, dan endapan.
- Semakin banyak NaOH yang dimasukkan, maka
warna campuran larutan akan semakin gelap.
- Semakin banyak CuSO4 yang
dimasukkan, maka warna campuran larutan akan semakin terang.
2.
Perubahan tinggi endapan dipengaruhi 3
faktor, yaitu jumlah pereaksi, suhu larutan, dan volume larutan.
3.
Stoikiometri merupakan aspek kimia yang
menyangkut hubungan berbagai komponen dalam reaaksi kimia dan hubungan
kuantitatif diantara komponen tersebut.
E.
Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. Kimia
Dasar Konsep-konsep inti Jilid 1. Jakarta :Erlangga.
Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern
Jilid 1. Jakarta
:Erlangga
Staf Pengajar FMIPA IPB. Kimia Dasar 1. Bogor :IPB Press.
F. Lampiran
i. Persamaan
Reaksi
2NaOH (aq) + CuSO4
(aq) Cu(OH)2 (s) + Na2SO4
(aq)
ii.
Grafik
iii. Dokumentasi
Ø Qc
< Ksp (belum jenuh)
5 ml CuSO4 dan 1 ml NaOH
Ø Qc
< Ksp (belum jenuh)
4 ml CuSO4 dan 2 ml NaOH
Ø Qc
= Ksp (Tepat jenuh)
3 ml CuSO4 dan 3 ml NaOH
Ø Qc
> Ksp (lewat jenuh)
2 ml CuSO4 dan 4 ml NaOH
Ø Qc
> Ksp (lewat Jenuh)
1 ml CuSO4 dan 5 ml NaOH
Maaf minta Yg bentuk ppt ada?
BalasHapuskak boleh minta dalam bentuk pdf
BalasHapus