Jumat, 20 Maret 2015

JURNAL Praktikum Kimia Dasar STOIKIOMETRI



STOIKIOMETRI

31 Oktober 2014

MUHAMMAD RUSDIL FIKRI

11140162000033

UIN JAKARTA

 

Abstrak

Dalam percobaan praktikum ini dilakukan untuk menentukan koefisien reaksi berdasarkan pada pembentukan endapan. Pada stoikiometri ini mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Terdapat dua macam larutan yang diuji yakni CuSO4 0,1M dan NaOH 0,1M. terdapat lima sampel percobaan yang masing-masing berjumlah 6 ml dari reagen campuran, dengan jumlah volume yang berbeda dari setiap larutan. Yakni pada sampel pertama dicampur 5ml CuSO4 dan 1 ml NaOH, sampel kedua 4 ml CuSO4 dan 2 ml NaOH, sampel ketiga 3 ml CuSO4 dan NaOH, sampel keempat 2 ml CuSO4 dan 4 ml NaOH, sampel kelima 1 ml CuSO4 dan 5 ml NaOH, setelah larutan dicampur lalu didiamkan beberapa menit, lalu akan terjadi pengendapan didasar tabung reaksi, setelah mengendap dengan sempurna, lalu amati ketinggian endapan menggunakan satuan mm. kemudian setelah ketinggian endapan didapat, dilanjutkan dengan membuat kurva perbandingan antara tinggi endapat dengan volume larutan CuSO4 dan NaOH.

Kata Kunci : Koefisien, reaktan, produk, reagen campuran.

A.       Pendahuluan

Stoikiometri ialah ilmu yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Meskipun satuan yang digunakan untuk reaktan (produk) adalah mol, gram, liter (gas), atau satuan lainnya, kita menggunakan satuan mol untuk menghitung jumlah produk yang terbentuk dalam reaksi kimia. Sebagai contoh pembakaran karbon monoksida diudara menghasilkan karbon dioksida :

2 CO + O2  2CO2

Untuk perhitungan stoikiometri, kit abaca persamaan diatas sebagai “2 mol gas karbon monoksida bergabung dengan 1 mol gas oksigen membentuk 2 mol gas karbon dioksida” (Chang, 2005: 74)

 

Menentukan efisiensi suatu reaksi, dapat menggunakan persen hasil yang dijabarkan sebagai perbandingan hasil sebenarnya terhadap hasil teoritis sebagai berikut :

%hasil = hasil sebenarnya  x 100%

hasil teoritis      

Persen hasil dapat berada antara 1 persen sampai 100 persen, dan faktor yang dapat mempengaruhi persen hasil adalah suhu dan tekanan. (Chang, 2005: 80)

“dalam suatu persamaan reaksi, jumlah bilangan sebelah kiri dan kanan harus sama, suatu reaksi belum dapat dikatakan persamaan sebelum diberikan koefisien reaksi untuk mendapatkan keadaan setimbang, dan diberi istilah persamaan kimia, menyatakan bahwa persamaan itu telah disetimbangkan penting diketahui bahwa untuk menyatakan bahwa suatu reaksi belum diberikan koefisien reaksi sering disebut : persamaan belum disetimbangkan, dan sebaliknya : persamaan kimia sudah disetimbangkan” (Petrucci, 1987: 93)

Dengan koefisien reaksi, kita dapat menentukan : manakah pereaksi pembatas, berapa hasil yang dapat yang dihasilkan dari suatu reaksi, berapa banyak bahan baku harus disediakan untuk memperoleh hasil. Ada empat cara yang dikemukakan, keempat nya bertumpu pada dua dasar utama yakni hokum kekebalan massa dan teori atom Dalton. Menurut hokum kekekalan massa, bobot zat yang bereaksi selalu sama dengan jumlah berat hasil reaksi. Teori atom Dalton menjelaskan kenyataan itu dengan menyatakan bahwa dalam reaksi, susunan atau gabungan atom didalam pereaksi diuraikan lalu disusun kembali menjadi hasil reaksi. (Staf pengajar FMIPA IPB, V-IX – V-X)

B.        Metodologi

Ø  Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan praktikum kali ini yaitu, 2 buah gelas beker 250 ml, 5 buah tabung reaksi, 1 buah rak tabung reaksi, 2 buah pipet tetes. Bahan yang digunakan yaitu 15 ml NaOH 0,1 M dan 15 ml CuSO4 0,1 M.

Ø  Cara Kerja

Dalam percobaan ini, hal yang pertama dilakukan yaitu menyiapkan semua alat dan bahan, menuangkan larutan CuSO4 ke tabung reaksi sebanyak 5 ml, kemudian dicampur dengan larutan NaOH sebanyak 1 ml sambil menunggu terbentuk endapan, lakukan hal yang sama dengan volume larutan yang berbeda yaitu 4 ml  CuSO4 dan 2 ml NaOH, 3 ml CuSO4 dan 3 ml NaOH, 2 ml CuSO4 dan 4 ml NaOH, 1 ml CuSO4 dan 5 ml NaOH. Setelah semua larutan dicampur dalam tabung reaksi, lalu amati perubahan yang terjadi.

 

C.     Hasil dan Pembahasan

Ø Hasil

Pada percobaan kali ini sampel pertama yang berisi 5 ml CuSO4 dan 1 ml NaOH mendapatkan tinggi endapan sebanyak 20 mm, sampel kedua yang berisi 4 ml CuSO4 dan 2 ml NaOH mendapatkan tinggi endapan sebanyak 33 mm, sampel ketiga yang berisi 3 ml CuSO4 dan 3 ml NaOH mendapatkan tinggi endapan sebanyak 38 mm, sampel keempat yang berisi 2 ml CuSO4 dan 4 ml NaOH mendapatkan tinggi endapan sebanyak 31 mm, dan sampel kelima yang berisi 1 ml CuSO4 dan 5 ml NaOH mendapatkan tinggi endapan sebanyak 12 mm. tinggi endapan yang maksimum didapat saat volume larutan CuSO4 dan NaOH sama besar.

 

Ø  Pembahasan

 

Sampel pertama 5 ml CuSO4 0,1 M + 1 ml NaOH 0,1 M menghasilkan perubahan warna  menjadi biru terang dan terjadi endapan.

Penyebab :

warna awal CuSO4 adalah biru, maka yang terjadi pengendapan ialah (Cu) nya dikarenakan Qc < Ksp maka larutan belum jenuh walau terjadi endapan.

 

Sampel kedua 4 ml CuSO4 0,1M ­+ 2 ml NaOH 0,1M menghasilkan perubahan warna menjadi biru terang dan terjadi endapan

Penyebab :

warna awal CuSO4 adalah biru, maka yang terjadi pengendapan ialah (Cu) nya dikarenakan Qc < Ksp maka larutan mulai jenuh walau terjadi endapan, karena tinggi endapan sudah lebih tinggi dari larutan yang belum jenuh.

 

Sampel ketiga 3 ml CuSO4 0,1 M + 3 ml NaOH 0,1 M menghasilkan perubahan warna menjadi biru terang namun memudar  dan terjadi endapan.

Penyebab :

warna awal CuSO4 adalah biru, maka yang terjadi pengendapan ialah (Cu) nya, Qc = Ksp maka larutan tepat jenuh dan terjadi endapan, karena pada sampel ini terjadi tinggi endapan yang lebih tinggi dari keempat sampel lainnya.

 

Sampel keempat 2 ml CuSO4 0,1 M + 4 ml NaOH 0,1 M menghasilkan perubahan warna menjadi biru memudar  dan terjadi endapan.

Penyebab :

warna awal CuSO4 adalah biru, maka yang terjadi pengendapan ialah (Cu) nya dan yang larut (SO4), Qc > Ksp maka larutan lewat jenuh dan terjadi endapan, warna biru memudar disebabkan larutan lewat jenuh karena konsentrasi NaOH lebih besar dari kelarutan CuSO.

 

Sampel kelima 1 ml CuSO4 0,1 M + 5 ml NaOH 0,1 M menghasilkan perubahan warna menjadi biru memudar  dan terjadi endapan sempurna.

Penyebab :

warna awal CuSO4 adalah biru, maka yang terjadi pengendapan ialah (Cu) nya dan yang larut (SO4), Qc > Ksp maka larutan lewat jenuh dan terjadi endapan yang lebih kental, warna biru memudar disebabkan larutan lewat jenuh karena konsentrasi NaOH lebih besar dari kelarutan CuSO.

 

D.    Kesimpulan

Dari percobaan praktikum stoikiometri ini, dapat disimpulkan yaitu :

1.     Apabila 2 zat yang berbeda dicampur maka akan terjadi perubahan suhu, warna, dan endapan.

-  Semakin banyak NaOH yang dimasukkan, maka warna campuran larutan akan semakin gelap.

-  Semakin banyak CuSO4 yang dimasukkan, maka warna campuran larutan akan semakin terang.

2.     Perubahan tinggi endapan dipengaruhi 3 faktor, yaitu jumlah pereaksi, suhu larutan, dan volume larutan.

3.     Stoikiometri merupakan aspek kimia yang menyangkut hubungan berbagai komponen dalam reaaksi kimia dan hubungan kuantitatif diantara komponen tersebut.

 

 

 

 

 

E.     Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep inti Jilid 1. Jakarta :Erlangga.

Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern Jilid 1. Jakarta                  :Erlangga

Staf Pengajar FMIPA IPB. Kimia Dasar 1. Bogor :IPB Press.

 

F.     Lampiran

i.  Persamaan Reaksi

 

2NaOH (aq) + CuSO4 (aq)  Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)

 

ii.   Grafik

 


 

 

 

 

 

iii.       Dokumentasi

Ø Qc < Ksp (belum jenuh)


5 ml CuSO4 dan 1 ml NaOH

 

Ø Qc < Ksp (belum jenuh)


4 ml CuSO4 dan 2 ml NaOH

 

 

 

Ø Qc = Ksp (Tepat jenuh)


3 ml CuSO4 dan 3 ml NaOH

 

Ø Qc > Ksp (lewat jenuh)


2 ml CuSO4 dan 4 ml NaOH

 

 

 

 

 

Ø Qc > Ksp (lewat Jenuh)


1 ml CuSO4 dan 5 ml NaOH

 

 

 

2 komentar: